Sensory memory bekerja sebagai
tempat penyimpan sementara (buffer) untuk menerima rangsang dari indera.
Sensory memory Terdiri dari 3 saluran penyaring :
- iconic : menerima rangsang penglihatan (visual)
- echoic : menerima rangsang suara
Sensory memory mengacu pada
kondisi awal, perekaman informasi sementara di sistem sensor. Ketika manusia
melihat sebuah kejadian, maka sebagian kejadian khususnya penglihatan terakhir
akan tetap berada di sistem penglihatan. Jenis sensory memory ini disebut
iconic memory yang mengacu pada keberadaan informasi pengelihatan biasa
sebagaimana yang diinterpretasikan oleh rangkaian sistem pengelihatan. Echoic
memory merupakan istilah untuk fenomena yang sama, namun dialami oleh indra
pendengaran atau telinga seolah-olah terngiang di kepala. Sistem indra lain
yang juga diasumsikan memiliki sensory memory adalah indra peraba, pengecap,
dan pembau, walaupun para peneliti kurang mempelajari indra tersebut lebih
jauh.
Seorang psikolog Amerika, George
Sperling mendemonstrasikan keberadaan sensory memory pada sebuah eksperiment di
tahun 1960. Sperling meminta subyek penelitian untuk melihat pada layar kosong,
dan kemudian menampilkan 12 huruf dalam suatu susunan dengan kecepatan seper
duapuluh detik. Kemudian subyek diminta untuk menyebutkan susunan huruf
tersebut dengan tepat, namun subyek hanya mampu menyebutkan huruf dan posisi
sebagian saja. Pengujian berikutnya disertai dengan penggunaan bantuan suara
penyebutan huruf dengan nada yang berbeda untuk posisi tiap huruf. Hasilnya
subyek penelitian secara akurat dapat menyebutkan huruf dan posisinya.
Sistem sensory memory umumnya
berfungsi di luar kesadaran dan menyimpan informasi untuk waktu yang singkat.
Iconic memory hanya bertahan kurang dari satu detik, dan echoic memory bertahan
lebih lama yaitu sekitar 3-4 detik. Informasi dalam sensory memory akan hilang
kecuali informasi tersebut menarik perhatian kita dan memasuki areal working
memory.
No comments:
Post a Comment